Di tengah malam yang lengang, suara itu menggema dari sudut gang sempit sebuah kampung kota. Tawa keras, sorakan, dan dentuman meja bercampur menjadi satu dalam irama kegembiraan yang khas. Bukan konser, bukan pesta pernikahan—itulah suara masyarakat yang larut dalam permainan judi tradisional, sebuah fenomena sosial yang tak pernah benar-benar hilang dari denyut kehidupan di banyak tempat.
Di bawah cahaya lampu remang-remang dan aroma kopi hitam yang mengepul dari gelas-gelas kaca, para pemain berkumpul dengan wajah tegang dan antusias. Sebagian duduk bersila di atas tikar, sebagian berdiri sambil memegang lembaran uang yang mulai lecek karena berkali-kali berpindah tangan. Saat satu pemain memenangkan ronde, suara kegembiraan meledak seketika. Tawa pecah. Ada yang bertepuk tangan, ada yang bersiul, dan tak sedikit yang langsung menepuk meja sebagai bentuk ekspresi.
“Wuh! Kena lagi! Hoki malam ini!” teriak seorang pria paruh baya dengan senyum lebar, diikuti oleh gelak tawa teman-temannya.
Suara kegembiraan ini bukan hanya datang dari para pemain. Penonton yang duduk mengitari meja ikut larut dalam atmosfer yang dibangun oleh harapan, keberuntungan, dan rasa kebersamaan. Dalam konteks budaya, judi—terutama yang bersifat tradisional seperti dadu atau kartu remi—seringkali menjadi bagian dari interaksi sosial yang mengikat komunitas, meski di sisi lain ia juga menyimpan risiko dan polemik.
Bagi sebagian masyarakat, kegiatan ini adalah hiburan setelah hari-hari kerja keras, pelarian dari tekanan hidup, atau bahkan tradisi turun-temurun. Di sinilah suara kegembiraan lahir—bukan semata karena uang, tetapi karena momen kebersamaan, kompetisi ringan, dan adrenalin yang terpacu.
Namun di balik semua riuh itu, suara kegembiraan ini juga menyimpan ironi. Di antara tawa dan sorakan, terselip wajah-wajah yang mendadak muram setelah kalah beruntun. Sorakan kemenangan satu pihak terkadang menjadi dentuman kekecewaan bagi yang lain.
Suara-suara itu, meski riuh dan penuh gairah, adalah potret dua sisi kehidupan: antara harapan dan risiko, antara kebersamaan dan kemungkinan keterpurukan. Di balik gelak tawa malam itu, ada cerita-cerita yang belum tentu semua ingin dikenang.